-->

Sabtu, 03 November 2018



Pada sistem common rail, pompa injeksi tidak dipakai lagi, sebagai gantinya adalah sebuah pompa yang menghasilkan solar yang bertekanan tinggi hingga mencapai 1.800 bar, yang akan disimpan dalam sebuah pipa rail yang bercabang dan akan berujung pada tiap-tiap injektor, hingga solar pun siap untuk disemprotkan. Pada injektor terdapat sebuah selenoid yang siap menunggu perintah dari ECU untuk menyemprotkan sejumlah solar ke dalam ruang pembakaran. Dan dalam hal ini, ECU akan mengalirkan sejumlah arus listrik ke selenoid pada injektor. Lama atau tidaknya listrik yang dialirkan, juga akan berpengaruh terhadap jumlah solar yang akan disemprotkan. Sehingga pengabutan dan suara menjadi halus, emisi rendah, pembakaran bersih, dan efisiensi solar pun meningkat.


Keunggulan mesin diesel jenis common rail : 
1.        Tekanan pengabutan jauh lebih tinggi, pada konvensional 200 bar sedang pada Common rail bisa mencapai 1800 bar.
2.        Sebagai hasil dari tekanan yang sangat tinggi tersebut pengabutan akan jauh lebih baik, butiran-butiran akan lebih halus sehingga proses pengatoman menjadi lebih cepat, delay periode lebih pendek.
3.        Pengaturan kapasitas bahan bakar yang disemprotkan ( quantity ) dan pengaturan saat penyemprotan ( timing ) lebih presisi dan tepat. 
4.        Sebagai akibat dari keunggulan tersebut maka mesin akan beroperasi dengan sebagai berikut :
a.         Daya dan performa meningkat.
b.        Efisiensi meningkat.
c.         Kebisingan menurun.
d.        Emisi gas buang menurun.
e.         Putaran dapat lebih tinggi, sehingga untuk daya yang sama mesin menjadi lebih kecil
f.          Tekanan penyemprotan tidak terpengaruh putaran mesin.

Kekurangan mesin diesel jenis common rail :
1.        Teknologi tinggi sehingga memerlukan keahlian dan skill yang lebih tinggi untuk merawat/perbaikan dan harus menggunakan  peralatan yang memadai.
2.        Harga yang lebih mahal.
3.        Sensitif terhadap kualitas bahan bakar, jadi bahan bakar harus berkualitas  tinggi.